TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Lingkungan
Kehidupan Manusia
Kompetensi Dasar
: 1.1. Mendeskripsikan
keragaman bentuk muka bumi dan proses
pembentukannya dan dampaknya terhadap kehidupan
Indikator Pencapaian
:
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk muka
bumi daratan dan dasar laut
2. Mendeskripsikan proses alam endogen
yang menyebabkan terjadinya bentuk muka
bumi.
3. Mendeskripsikan gejala diastropisme
dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab
terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkannya.
5. Mendeskripsikan proses pelapukan
6. Mendeskripsikan proses erosi,
dan faktor-faktor penyebabnya, dampaknya.
7. Memberikan contoh bentukan yang
dihasilkan oleh proses sedimentasi.
8. Mengidentifikasi dampak positif dan
negatif dari tenaga endogen dan eksogen bagi kehidupan
serta
upaya
penanggulangannya.
MATERI :
Bentuk permukaan bumi yang kita huni tidak rata. Kenyataannya
permukaan bumi ada yang cembung ada yang cekung. Bentuk cembung dapat berupa
bukit, gunung, maupun pegunungan. Sedangkan bentuk cekung dapat berupa lembah,
danau, maupun lautan. Mengapa ada berbagai macam bentuk? Dalam bab ini dapat
dipelajari berbagai macam bentuk dan proses terjadinya permukaan bumi.
A. Tenaga Pembentuk Muka Bumi
1. Tenaga Endogen Pembentuk Muka Bumi
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
bersifat membentuk permukaan bumi baru. Tenaga endogen dikelompokkan menjadi 3,
yaitu :
a. Vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam
litosfer menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke luar permukaan
bumi. Aktivitas tersebut menghasilkan bentukan berupa kerucut atau kubah yang
berdiri sendiri dan disebut gunungapi. Dimanakah biasanya terbentuk gunungapi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikanlah gambar
Gb. Pertemuan Lempeng Bumi
Pada gambar tersebut tampak bahwa gunungapi umumnya terbentuk pada
pertemuan lempeng, terutama lempeng yang saling bertumbukan. Pada pertemuan
lempeng tersebut, lempeng samudera menunjam ke bawah dan lempeng benua
terangkat. Akibat kaku, lempeng benua mengalami retakan. Magma yang cair
kemudian masuk melalui retakan-retakan tersebut dan membentuk kantong-kantong
magma. Sebagian magma mampu mencapai permukaan bumi dan membentuk gunungapi.
Karena itulah, sebagian besar gunungapi terbentuk pada pertemuan lempeng
tersebut.
1). Intrusi dan
Ekstrusi Magma
Proses
terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke dalam
litosfer (kulit Bumi). Penyusupan magma ke dalam litosfer dapat dibedakan
menjadi dua sebagai berikut.
a) Intrusi Magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma diantara
lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat
dibedakan atas sebagai berikut.
(1) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma
menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan
batuan tersebut.
(2) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan
Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
(3) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang
menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
(4) Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma
dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
b) Ekstrusi
Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga
keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila
tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan
letusan yang sangat dahsyat.
2). Bentuk Gunung Api
1) Gunungapi
corong atau maar, yaitu gunungapi hasil erupsi
eksplosif atau berupa ledakan yang posisi dapur magmanya relatif dangkal
sehingga gunungapi tersebut berhenti aktivitasnya dengan hanya satu kali
ledakan. Oleh karena itu, ketinggian gunung ini relatif rendah dan memiliki
kemiringan yang cukup curam. Biasanya terbentuk danau pada bekas lubang erupsi
yang dasarnya relatif kedap air. Danau Eifel di Perancis dan Ranu Klakah di
lereng Gunung lamongan merupakan contoh tipe ini.
2) Gunungapi
perisai atau aspit, yaitu
gunungapi hasil erupsi efusif atau erupsi berupa aliran.
Magma yang cair
atau encer bergerak ke segala arah dengan ketebalan yang tipis sehingga
ketinggiannya juga rendah. Contoh gunungapi aspit adalah gunungapi di Kepulauan
Hawaii.
3) Gunungapi strato, yaitu gunung api
berbentuk kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam. Kerucut yang tinggi
merupakan hasil dari timbunan material-material vulkanik yang padat maupun cair
secara terus-menerus. Gunungapi ini merupakan gabungan tipe letusan eksplosif
dan efusif secara bergiliran. Gunungapi di Indonesia umumnya termasuk tipe
strato seperti Tangkuban Perahu, Kerinci, Merbabu, Gede-Pangrango, Gempo, dan
lain-lain.
3).
Tanda-tanda gunung api akan meletus
Gunung api yang
akan meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:
a. suhu di sekitar kawah naik;
b. banyak sumber air di sekitar gunung
itu mengering;
c. sering terjadi gempa (vulkanik);
d. sering terdengar suara gemuruh dari
dalam gunung;
e. banyak binatang yang menuruni lereng.
4). Gejala pasca
vulkanik
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda
yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas
vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO)
yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas bagi
orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah),
Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
b. Sumber gas belerang , disebut
solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan
Rinjani (NTB).
c. Sumber gas uap air, disebut fumarol.
Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
d. Sumber air panas. Sumber air panas
yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis
penyakit kulit.
e. Sumber air mineral. Sumber air mineral
ini berasal dari air tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral
tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber air mineral
terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),dan Minahasa (Sulawesi Utara).
f. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara
periodik disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow Stone National
Park, California (USA), pancaran airnya bisa mencapai ketinggian 40 meter.
Pancaran air semacam ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
5). Keuntungan
adanya gunung api
Keuntungan adanya gunung api antara lain:
a. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung
api saat terjadi erupsi (letusan) dapat menyuburkan tanah pertanian karena
banyak mengandung unsur hara tanaman.
b. Material yang dikeluarkan gunung api
saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya
merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.
c. Gunung api terbentuk dari keluarnya
magma dari dalam bumi. Magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa
mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh karena itu di daerah pegunungan
dan gunung api banyak ditemukan bahan tambang.
d. Adanya gunung api yang tinggi
menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu menjadi daerah yang
banyak hujan.
e. Daerah yang bergunung api biasanya
merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan,
perkebunan, dan daerah pariwisata.
6).
Kerugian adanya gunung api:
a. Gunung api pada waktu meletus
mengeluarkan lava pijar dan sangat berbahaya.
b. Gunung api yang meletus juga
mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak menuruni lereng. Contoh
awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
c. Pada saat terjadi letusan, lava pijar
akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan membentuk lahar
panas, yang sangat berbahaya. Contoh lahar panas dari G. Kelud (Jawa Timur).
d. Lava yang menumpuk di puncak gunung
akan hanyut dan turun ke bawah bersama air hujan sebagai lahar dingin. Wujud
lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air, meluncur
ke bawah menuruni lereng.
e. Gunung api yang tinggi dan berderet
dapat membentuk daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan ini curah hujannya
sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh Lembah Palu, Sulawesi Tengah.
f. Letusan gunung api bawah laut dapat
menyebabkan terjadinya gelombang Tsunami, seperti tsunami di di Banten dan
Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).
g. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat
mengganggu penerbangan dan dapat merusak tanaman.
b. Diatropisme
Diastropisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi
yang mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga
mengubah bentuk muka bumi. Gerakan tersebut dapat dibedakan menjadi gerakan orogenesis dan epirogenesis. Semua gerakan
tersebut akan mengubah bentuk permukaan bumi berupa munculnya sesar dan
pelipatan.
Epirogenesis adalah pengangkatan jalur kerak bumi sehingga
membentuk pegunungan yang berlangsung sangat lambat dan meliputi daerah yang
sangat luas.
Orogenesis adalah proses pembentukan pegunungan (mountain
building) atau pengangkatan kerak bumi karena tumbukan lempeng. Proses
tersebut menghasilkan pegunungan berangkai yang bersamaan dengan itu terbentuk
patahan dan lipatan. Misalnya Pegunungan Himalaya. Jadi, gunungapi tidak
termasuk orogenesis karena tenaga yang membentuknya adalah tenaga vulkanisme
bukan diastropisme.
1) Lipatan
Lipatan, terjadi
akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis) sehingga
permukaan bumi mengalami pengerutan. Lapisan batuan pada kerak Bumi mendapat
tekanan hebat yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan. Proses pelipatan
lapisan batuan ini merupakan awal pembentukan pegunungan lipatan. Contohnya
pembentukan pegunungan lipatan Himalaya. Terlipatnya lapisan batuan ini dapat
mendorong terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam
suatu wilayah yang luas terkadang juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara
berulang-ulang (antiklinorium) maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium).
Tekanan dengan tingkat tenaga yang berlainan pada lapisan batuan dapat
membentuk lipatan yang berbeda. Berikut ini gambaran terjadinya antiklinorium
dan sinklinorium serta jenis lipatan batuan.
a) Lipatan tegak (symmetrical folds),
terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan
tenaga tangensial.
b) Lipatan
miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak
sama.
c) Lipatan rebah (overturned folds),
terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
d) Lipatan
menggantung
e) Lipatan isoklin
f) Sesar sungkup (overthrust),
terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.
2) Patahan
Tekanan dalam Bumi menyebabkan patahan jika bekerja pada
lapisan batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak
kemudian patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk). Contohnya
graben Semangko di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra. Kadang graben
sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di Sumatra Barat.
Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan sebuah danau.
Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang menghasilkan kenampakan
sebuah plato (dataran tinggi). Contohnya Plato Dieng di Jawa Tengah dan Plato
Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Macam-macam patahan :
a) Horst yaitu bagian dari patahan yang
meninggi atau muncul lebih tinggi dari daerah sekitarnya
b) Graben yaitu bagian dari patahan yang
lebih rendah dari daerah sekitarnya
c) Sesar naik yaitu gejala pergeseran
sesar yang atap sesarnya bergerak ke arah vertikal
d) Sesar turun yaitu gejala pergeseran
sesar yang atap sesarnya bergerak turun terhadap alas sesarnya
c. Seisme (gempa bumi)
Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara
tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan.
Pergeseran daratan di Bumi selalu diikuti dengan gempa. Secara umum, penyebab
gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan
runtuhan.
1) Gempa Tektonik
Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia
disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan Lempeng tektonik pada lapisan
kulit Bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan
terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain. Gempa ini terjadi
karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Jika
dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling
menjauhi, mendekati, atau saling bergeser. Selanjutnya, terjadi pengumpulan
energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Akibatnya, terjadi pelepasan
secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit Bumi dengan kekuatan besar
yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik.
2) Gempa Vulkanik
Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat
ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang
terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi menerobos ke atas lapisan
kerak Bumi. Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit Bumi,
terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak
sampai radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang.
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik.
3) Gempa Runtuhan
Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat
terjadi karena runtuhan lapisan batuan. Kegiatan penambangan bawah tanah
menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa guagua. Apabila runtuh,
permukaan Bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya
paling lemah.
Berdasarkan jarak pusat gempa, gempa bumi dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1) Gempa bumi dalam
Yaitu gempa bumi yang pusat gempanya lebih dari 300km
dibawah permukaan bumi. Gempa bumi jenis ini kekuatannya sangat kecil karena
sumber gempanya sangat jauh.
2) Gempa bumi menengah
Yaitu gempa bumi yang pusat gempanya antara 100 – 300 km
dibawah permukaan bumi. Kekuatannya lebih kuat dibanding gempa bumi dalam.
3) Gempa bumi dangkal
Yaitu gempa bumi yang pusat gempanya kurang dari 100 km
dibawah permukaan laut. Kekuatannya sangat besar karena sumber gempanya sangat
dekat
0 komentar:
Posting Komentar